Yuli Toding, sebut saja nama panggilan seorang Perempuan Kelahiran Makasar 49 tahun silam merantau ke Tana Papua 25 tahun silam. Berbekal keberanian akhirnya ia bersama suami dan anak pertamanya yang kala itu berusia 1 tahun mengadu nasib di salah satu kota di Papua, Jayapura.
Bukan hal yang mudah untuk bisa bertahan hidup di daerah yang sama sekali baru, asing dan tanpa sanak saudara. Setelah beberapa lama akhirnya sang suami mendapatkan pekerjaan sebagai pegawai negeri di Dinas Pekerjaan Umum.
Hidup terus berlanjut, kebutuhan semakin besar kala anak anak semakin bertumbuh. Yuli memiliki 2 orang anak, bernama Ayuni (sekarang berusia 26 thn) dan Ricky (24 tahun).
Kesulitan seakan tidak pernah ada habisnya, mereka tinggal di Rumah kontrakan berukuran 4x7 meter, sempit dan kumuh belum lagi letaknya di atas bukit yang harus di tempuh dengan jalan kaki 10 menit.
Suatu kejadian besar menimpa keluarga ini. Yah, anak kedua mereka Ricky yang kala itu berusia 3 tahun, tertabrak mobil mini bus yang dikendarai oleh anggota TNI. Ricky terlempar beberapa meter dan akhirnya tergeletak berlumurahan darah tak sadarkan diri sebelum kemudian di bawa ke UGD terdekat.
Hal yang paling tidak dapat dilupakan anak pertamanya Ayuni karena sesaat setelah kejadian itu, ia melihat Ibunya, Yuli menangis meraung raung dan berguling guling di tanah menangisi adiknya yang baru saja mengalami kejadian naas itu.
Ricky akhirnya di rawat secara intensive di RS di Makasar dan akhirnya di rawat bertahun tahun lamanya di RS di Jayapura. Tentu hal ini menyisakan beban dan tanggungjawab karena biaya yang dikeluarkan RS sangatlah besar, yang paling disyukuri adalah Anggota TNI yang menabrak Ricky selalu menunjukkan perhatian dan tanggungjawabnya dengan rutin mengunjungi Ricky dan keluarga Yuli hingga saat terakhir keluarga ini di Jayapura sebelum akhirnya memutuskan pindah ke Timika.
Kejadian ini memaksa Yuli bekerja sambilan membantu suami untuk menghidupi keluarga dan membayar Biaya RS.
Yulipun kursus menjahit dan menerima orderan jahitan dari gereja dan tetangga sekitarnya. Hasilnya tidaklah besar, tapi paling tidak hal itu bisa membantu meringankan keluarganya. Selain itu kios yang menjual segala kebutuhan rumah tangga tak luput dari perhatiannya.
Anak yang kedua perlahan lahan pulih dan bisa bersekolah, ia lantas memasukkan anak itu ke sekolah terbaik di kota itu, namun karena kondisi kognitifnya berbeda dengan anak seusianya dan tak dapat jauh dari pemantauannya dengan berat Hati Yuli memindahkan anaknya ke sekolah negeri yang berdekatan dengan rumahnya.
Kebutuhan keluarga semakin bertambah, sang suami bersekolah lagi untuk mendapatkan jenjang karir yang lebih baik memaksa Yuli bekerja lebih keras dan lebih giat. Ia mulai membuka salon di rumah dan membuat kue PIA yang di jual ke warung warung.
Kue Pia ibu Yuli sangatlah nikmat, dengan pinggiran kue yang gurih dan berlapis lapis dan berisi kacang ijo dengan bumbu khusus, wajar jika banyak orderan pemesanan yang datang kala itu.
Ia juga mulai memelihara ternak untuk di jual hingga mengirim ternak lintas kabupaten menggunakan pesawat, keuntungannya di pakai untuk membiayai kebutuhan rumah tangga dan menyekolahkan ke 3 anaknya. Pendidikan adalah prioritas utama Yuli untuk anak anaknya karena ia yakin bahwa pendidikan adalah gerbang untung bisa melihat dunia.
Yuli dan keluarganya pindah ke Timika pada tahun 2000 dan memulai kehidupan baru di sana.
Di sanalah awal dari kehidupan baru yang cemerlang buat keluarga ini.
Dengan tergopoh gopoh, Yuli mulai membangun pondasi gedung yang menjadi impiannya. Uang yang ia dan suaminya kumpulkan dari Bisnis MLM di gunakan untuk membangun gedung pertemuan yang kala itu sangat langka di Timika dan merupakan prospek yang bagus untuk ke depan. Mereka rupanya pintar membaca pasar hingga kini, gedung yang bernama Graha Efata itu setiap bulannya di isi oleh puluhan pasangan pengantin yang mengadapakn resepsi juga di gunakan sebagai ruang pertemuan.
Yuli memiliki Gedung pertemuan bernama Graha Efata berlokasi di Jalan Baru, Jalan C Heatubun No.2 Timika. Perusahaan Catering ANRY MONRY yang sudah di percaya perusahaan perusahaan raksasa di Timika mempekerjakan paling tidak 40 orang karyawan mulai dari koki, sopir hingga cleaning service yang bekerja untuk acara pernikahan gedung dan menyajikan makanan rutin setiap hari bagi karyawan karyawan di perusahaan besar.
Ia juga memiliki gedung 3 lantai, 2 lantai pertama sebagai penginapan dan lantai 3 adalah gedung pertemuan juga. Memiliki properti bernilai milayaran rupiah yang tersebar di Timika. Ia juga aktif sebagai pembicara acara motivasi mulai dari papua hingga ke malaysia dan singapura, menjadi leader di bisnis Qnet dan rutin mengadakan pertemuan di gedung miliknya setiap hari minggu sore.
menyentuh banget awalnya,,
BalasHapusn membahagaiakan akhirnya,,
inspiratif neh kisahnya,,
5 Bintang untuk artikel ini.
luar biasa, perjuangan yang sangat sulit membuahkan hasil.
BalasHapussaya juga suka toraja, saya harap bisa memiliki satu buku tersebut, udah ada gak dijual ya?
Panutan bagus itu bagi orang banyak.
BalasHapusBy:teguh pecinta dunia bola
ini kisah hidupnya bagus bangetz,,
BalasHapusjadi kepengen ikutin neh,,,
FB: Juan Savannah
Maaf, ini kisah hidup keluarganya tante ayuni yaa??
BalasHapusJujur neh, nyentuh banget kisahnya.. Apa lagi pas waktu anak yg kedua mengalami musibah.
.
Tegar banget seorg ibu neh.
Tante Mimin ada saran ni, gimana kalo bukunya dibagikan ke reader blog tante Mimin, selain berbagi tante mimin juga memberikan motivasi untuk anak2 muda Indonesia.
BalasHapusTante mimin buat kontes gitu ka, jadi kami bisa memiliki buku ini.
satu lagi, blognya untuk komen di adain approval komennya kadi tante mimin bisa baca semua komen yang masuk, :)
hanya saran aja :)
nih min,,
BalasHapusmaaf telat,,
085239536635
FB: Dinda Koe