Jika di ambil sampel mahasiswa yang mengambil pendidikan di Malang untuk sebuah survey dan volunteer itu dihadapkan dengan pertanyaan ini, Mengapa anda memilih kuliah di Malang? Sudah pasti jawaban para mahasiwa tidak lepas dari hal berikut di bawah :
1. Suasana sejuk dan nyaman untuk berkuliah.2. Penduduknya yang Ramah dan Bersahabat.
3. Tarif rumah tinggal yang relatif murah
4. Makanannya Murah dan pas untuk kantong mahasiswa
Saya juga berpikiran yang sama ketika beberapa kali berkunjung ke sana. Nyaman, Tenang, Adem, Wuaaaa jajanan yang enak enak semua ada di malang.
Tibalah suatu saat, sehari sebelum saya hendak meninggalkan kota malang dan kembali ke Ibu kota. Siapa sih yang ingin meninggalkan Malang tanpa buah tangan yang khas dari sana. Tentunya saya tidak ingin melewatkannya. Keluarlah saya dari Hotel kemudian mencari makan khas Malang yang terkenal lezat itu "Bakso Cakman Malang" widiihhh mantep banget rasanya. Jangan tanya harganya. Murahnya minta ampun. Dengan harga 1000 perak bisa menikmati sebiji bakso yang lezat dan mengeyangkan.
Sehabis makan, malas rasanya berkeliling mencari tempat yang menjual jajanan khas kota ini, lagian saya belum terlalu mengenal wilayah di dekat saya makan tadi. Setelah berjalan keluar rumah makan itu. Ehhhh, ada becak lewat (secara di Malang itu tukang ojek sangat ekslusif. susah dapetnya, kalo dapet nongkrongnnya sembunyi sembunyi.)
"Caaaaakkk...! panggilku. Tau ATM mandiri di mana gak pak?" Tanyaku.
"Ohhh deket sini nak" balas tukang becak itu
"berapaan ke sana pak" tanyaku lagi.
"Terserah maunya berapa aja"
Asik deh pikirku. "Terserah" according to me means yaaahhh kasih brapa brapa aja setulus gue yang penting iklas, Saya membatin. Secara tarif normal dan standar di Malang RP.5000
Mengambil duit di atm mandiri, kemudian dia mengantarkanku ke tempat jajanan dan akhirnya kembali ke Hotel
Saya turun dengan perasaan senang meskipun sedikit lelah setelah jalan jalan seharian, kemudian mengambil uang Rp.20.000an dan membayarnya.
Dalam hari saya membatin. "Rejeki lu nih Pak, dapet duit banyak dari orang bae macam gw hehehe"
Eh, nyatanya setelah saya menyodorkan selembar duit itu dia berkata "Wah yang benar aja mba, masa dari sini ke sini ke sono bla bla bla" jawabnya dengan nada tinggi
"Lahhh, kata bapak tadi terserah" balasku enteng.
Mulailah dia mengeluarkan kata kata tidak enak dan karna saya sudah letih seharian dan ingin mengakhiri pembicaraan itu saya berkata "50.000 aja yah pak"
"Loh, gak bisa, mba dari ke ATM aja tadi 20.000"
(Sialan ni orang, ke ATM deket begitu 20.000)"Kan tadi bapak bilang 20.000, tau gitu saya naik taxi tadi cepet"
Mulailah percakapan sengit antara Tukang becak dan saya. Namun saya lebih memilih mengalah dan membayar Rp.75.000
hik hiks hiks... Gak Terima!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Sampai keesokan hari masih kebayang bayang, walaupun di hari kemarin sempat keluar sumpah serapah dalam hari akhirnya saya mengiklaskannya. Toh uang bisa di cari. Lagian seberapa lama sih tukang becak itu menghabiskan duit 75 ribu itu??? (Tanyalah pada tukang becak)
Pelajaran berharga hari itu :
"Negosiasikan dahulu tarif becak sebelum anda menaikinya atau anda bisa jadi korban sama seperti saya. Abaikan kata TERSERAH. TERSERAH means TERSERAH gue (Tukang becak) bukan TERSERAH penumpang"
Semoga bermanfaat...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar